13 Tahun Menanti, Sebuah Pijatan Mengikat Kembali: Kenangan Abadi Ayah dan Anak
Cileungsi. Minggu, 20 Juli 2025. Udara terasa tipis, dipenuhi campuran canggung dan kerinduan yang mendalam. Di hadapanku, duduk seorang lelaki yang wajahnya kini dipenuhi garis waktu, namun matanya masih menyimpan jejak-jejak masa kecilku. Tiga belas tahun. Angka itu terasa begitu besar, menganga seperti jurang di antara kami. Setelah sekian lama hanya bisa membayangkan, kini dia ada di sini, dekat, seolah tidak pernah pergi. Aku mencoba merangkai kata, mencari celah untuk memulai percakapan yang terasa begitu berat, namun yang keluar hanyalah hembusan napas panjang. Ayah seolah memahami, tanpa bicara, ia mendekat. Pertemuan sebelumnya adalah Desember 2012 di Depok.
0 komentar:
Post a Comment